Flow Control

FLOW CONTROL
    Flow Control adalah teknik untuk memastikan bahwa entitas pentransmisi tidak membanjiri entitas penerima dengan data. Entitas penerima biasanya mengalokasikan penyangga data dengan panjang maksimum untuk transfer.Bila data diterima, receiver harus melakukan beberapa kegiatan pengolahan tertentu sebelum menyalurkan data ke software yang level-nya lebih tinggi. Bila tidak ada flow control, penyangga receiver akan meluap selagi mengolah data yang lama. Untuk memulai, kita mengamati mekanisme flow control tanpa ada kesalahan. Model yang akan kita gunakan digambarkan pada gambar 1, yang berupa diagram deretan waktu vertical. Yang memilki kelebihan karena menunjukkan ketergantungan terhadap waktu dan menggambarkan hubungan pengiriman-penerimaan yang benar.
      Masing-masing anak panah menunjukkan frame tunggal yang membawa data link diantara dua stasiun. Data dikirim dalam deretan frame, dimana masing-masing frame berisikan bagian-bagian dari data serta beberapa kontrol informasi. Waktu yang dipergunakan station untuk memancarkan seluruh bit dari frame ke media disebut waktu transmisi; waktu ini sebanding dengan panjang frame. Waktu perambatan adalah waktu yang diambil bit untuk melintasi jalur diantara sumber dan tujuan. Saat ini, kita mengasumsikan bahwa keseluruhan frame yang ditransmisikanbisa diterima dengan baik; dalam arti tidak ada frame yang ditransmisikan datang dalam keadaan kesalahan.Selanjutnya, masing-masing frame yang ditransmisikan mengalami beberapa perubahan dan sejumlah perbedaan sebelum mencapai penerima.
Gambar 1

Stop-and-Wait Flow Control
Bentuk paling sederhana dari flow control, disebut juga dengan stop-and-wait flow control (kontrol flow berhenti-dan-tunggu). Proses kerjanya sebagai berikut:
Entitas sumber mentransmisikan frame. Setelah entitas tujuan menerima frame, maka entitas tujuan akan mengirim balasan bahwa frame tersebut baru diterima dan siap untuk menerima frame yang berikutnya. Sumber harus menunggu balasan diterima sebelum mengirimkan frame berikutnya. Tujuan dapat menghentikan arus data dengan mudah dengan cara tidak memberi balasan. Prosedur ini bekerja dengan baik dan tentunya, dapat lebih ditingkatkan bila pesan dikirim dengan frame yang lebih sedikit. Namun yang sering terjadi adalah blok data yang dalam jumlah besar akan dipecah-pecah oleh sumber menjadi blok-blok yang lebih kecil serta mentransmisikan data dalam beberapa frame. Hal ini dikarenakan karena:
􀂈 Ukuran penyangga receiver terbatas.
􀂈 Blok data dalam jumlah besar dapat menyebabkan transmisi menjadi lebih lama, akibatnya dimungkinkan terjadinya kesalahan lebih besar, sehingga
1) Pada jalur ujung ke ujung langsung, sejumlah penundaan lebih dipastikan dibanding sebagai variabel.
Bagaimanapun, protokol data link control juga dapat dipergunakan pada koneksi jaringan, misalnya, jaringan circuitswitched atau ATM, dimana dalam hal ini kasus penundaan merupakan variabel.mengharuskan dilakukannya transmisi ulang keseluruhan frame. Dengan frame yang lebih kecil, kesalahan bisa terdeteksi lebih cepat, dan data yang harus ditransmisikan ulang juga lebih sedikit.
􀂈 Pada media yang dipakai bersama, seperti LAN, biasanya tidak dikehendaki satu station menempati media dalam waktu panjang, karena bisa menyebabkan penundaan yang lama pada station-station pengirim lain. Dengan penggunaan frame multiple untuk sebuah pesan tunggal, prosedur stop-and-wait saja tidak cukup. Inti permasalahannya, karena hanya ada satu frame saja yang dapat dilintaskan dalam watu. Dalam situasi dimana panjang bit dari jalur.
2) Lebih besar dari panjang frame, akan terjadi ketidakefisiensian yang parah. Hal ini diilustrasikan di gambar 2. Dalam gambar tersebut, waktu transmisi (-waktu yang dipergunakan station untuk mentransmisikan frame) dinormalkan ke satu, dan penundaan perambatan (waktu yang diambil bit untuk melintas dari pengirim kepenerima).Ditunjukkan sebagai variable a. sehingga bila a kurang dari 1, waktu perambatan lebih sedikit disbanding waktu transmisi
Gambar 2 Penggunaan Jalur Stop and Wait
(waktu transmisi = 1; waktu perambatan = a)

Dalam hal ini, frame cukup panjang sehingga bit pertama dari frame dapat tiba ke tujuan sebelum sumber menyelesaikan transmisi frame. Bila a lebih besar dari 1, maka waktu perambatan lebih besar dari waktu transmisi. Dalam hal ini, pengirim menyelesaikan transmisi semua frame sebelum bit yang utama dari frame tersebut tiba di penerima. Dengan kata lain, nilai-nilai yang lebih besar dari a sesuai dengan rate data yang lebih tinggi dan/atau jarak yang lebih panjang diantara setasiun.

Flow Control Jendela Penggeseran
Dari yang sudah digambarkan sebegitu jauh, inti permasalahannya adalah tidak hanya satu frame sekaligus yang dapat dikirim. Dalam situasi di mana panjang bit dari jalur yang lebih besar dari panjang frame (a>1), terjadi ketidakefisiensian yang sangat parah.tingkat efisiensi bisa diperoleh dengan cara membiarkan frame multiple diangkut dalam waktu yang sama. Mari kita mengamati bagaimana hal ini bisa terjadi untuk dua station, A dan B, yang dihubungkan melalui jalur full duplex. Station mengalokasikan ruang penyangga untuk frame W. Sehingga B dapat menerima frame W, dan A dibiarkan mengirimkan frame W tanpa menunggu balasan apapun. Untuk menjaga jalan dimana frame dibalas, masing-masing diberi nomor. B membalas frame dengan cara mengirim balasan yang memuat urutan nomor frame berikutnya. Balasan ini secara implisit mengumumkan bahwa B dipersiapkan untuk menerima frame-frame W berikutnya, dimulai dengan nomor yang ditentukan.Skema ini juga bisa dipergunakan untuk membalas frame-frame multiple.Sebagai contoh, B dapat menerima frame 2, 3, dan 4, namun menahan balasan sampai frame 4 tiba. Kemudian Gambar 3
Gambar 3 Gambaran Jendela Penggeseran

Mari kita mengamati bagaimana hal ini bisa terjadi untuk dua station, A dan B, yang dihubungkan melalui jalur full duplex. Station mengalokasikan ruang penyangga untuk frame W. Sehingga B dapat menerima frame W, dan A dibiarkan mengirimkan frame W tanpa menunggu balasan apapun. Untuk menjaga jalan dimana frame dibalas, masing-masing diberi nomor. B membalas frame dengan cara mengirim balasan yang memuat urutan nomor frame berikutnya. Balasan ini secara implisit mengumumkan bahwa B dipersiapkan untuk menerima frame-frame W berikutnya, dimulai dengan nomor yang ditentukan.Skema ini juga bisa dipergunakan untuk membalas frame-frame multiple.Sebagai contoh, B dapat menerima frame 2, 3, dan 4, namun menahan balasan sampai frame 4 tiba.Kemudian dengan mengembalikan balasan dengan nomor urut 5, B membalas frame 2, 3 dan 4 sekaligus.A mempertahankan daftar berisikan urutan yang dibiarkan dikirim, sedangkan B mempertahankan daftar ini diibaratkan sebagai jendela frame. Sedangkan operasi ini disebut sliding -window flow control (kontrol arus jendela penggeseran).
Perlu dibuat beberapa penjelasan tambahan. Karena urutan nomor yang digunakan menempati suatu bidang di dalam frame diperjelas dengan ukurannya yang memiliki batas sendiri. Sebagai contoh, untuk bidang 3-bit, urutan nomornya berkisar dari 0 sampai 7.Jadi, frame-frame yang diberi nomor modulo 8; maksudnya, setelah urutan nomor urut 7, nomor berikutnya adalah 0. Umumnya, untuk bidang kbit kisaran urutan nomornya adalah 0 sampai 2k-1, dan frame-nya diberi nomor modulo 2k. Gambar 3 merupakan cara yang terbaik untuk menggambarkan proses jendela penggeseran. Seandainya dipergunakan urutan nomor 3-bit, sehingga frame tersebut diberi nomor yang berurutan mulai dari 0 sampai 7, lalu nomor yang sama digunakan kembali untuk frame berikutnya. Kotak persegi panjang yang diarsir menunjukkan frame yang dikirim, dalam gambar ini, pengirim mentransmisikan lima frame, dimulai dengan frame 0. Tiap frame dikirim, jendela yang diarsir menjadi menyusut; dan tiap balasan diterima, jendela yang diarsir mengembang. Frame di antara garis vertical dan jendela yang diarsir telah dikirim namun belum dibalas. Sebagaimana yang kita lihat, pengirim harus menahan frame-frame ini bila mereka harus ditransmisikan kembali. Ukuran jendela yang sebenarnya tidak harus berukuran maksimum untuk urutan nomor panjang tertentu.Sebagai contoh, bila menggunakan urutan nomor 3-bit, ukuran jendela sebesar 4 dapat dikonfigurasikan untuk station-station menggunakan protocol kontrol arus jendela penggeseran. Dalam gambar 4 menunjukkan sebuah contoh.Dimana diasumsikan suatu bidang dengan nomor urut 3-bit serta ukuran jendela maksimum 7 frame.Awalnya, A dan B yang memiliki jendela menunjukkan bahwa A mentransmisikan 7 frame, dimulai dengan frame 0 (F0). Setelah mentransmisikan tiga frame (F0, F1, F2) tanpa balasan, A menyusutkan jendelanya untuk empat frame dan mempertahankan tiruan tiga frame yang ditransmisikan. Jendela menunjukkan bahwa A mentransmisikan empat frame, dimulai dengan frame nomor 3. Kemudian B mentransmisikan RR (Receive Ready) 3, yang maksudnya “Saya sudah menerima semua frame melalui frame nomor 2 dan sekarang saya siap menerima frame nomor 3; kenyataannya, saya dipersiapkan untuk menerima tujuh frame, dimulai dengan frame nomor 3.” Dengan balasan ini, A mundur untuk meminta ijin mentransmisikan tujuh frame, masih dimulai dengan frame nomor 3; A juga membuang frame-frame yang disangga yang belum dibalas. A mulai mentransmisikan frame 3, 4, 5 dan 6.B mengembalikan RR 4, yang dibalas F3, dan membiarkan transmisi F4 melalui contoh F2 berikutnya. Sampai saat itu RR tersebut mencapai A, yang sudah mentransmisikan F4, F5 dan F6 dan karenanya A hanya akan membuka jendelanya untuk membiarkan pengiriman empat frame yang dimulai dengan F7.
Gambar 4
Mekanisme yang digambarkan sedemikian rupa memang menyediakan suatu bentuk kontrol arus. Receiver harus mampu memuat tujuh frame melampaui frame yang dibalas terakhir kali. Sebagai besar protocol juga membiarkan station memotong aliran frame dari sisi yang lain dengan cara mengirimkan pesan Receive Not Ready (RNR), yang membalas frame yang lebih awal namun melarang pengiriman frame selanjutnya. Jadi RNR 5 bisa berarti “Saya sudah menerima semua frame melalui frame nomor 4 namun saya tidak mampu menerima apa apa lagi.”
Pada beberapa hal berikutnya, station harus mengirim suatu balasan normal untuk membuka jendela kembali. Sejauh ini, kita sudah membahas transmisi dalam satu arah saja. Bila dua station melakukan pertukaran data, masing-masing harus mempertahankan dua jendela, satu untuk transmisi dan satunya lagi untuk menerima, serta masing-masing pihak harus mengirim data dan membalas ke pihak yang lain. Agar mampu melakukan hal ini, diperlukan bentuk yang biasa disebut piggybacking. Setiap frame data termasuk bagian yang memuat urutan nomor frame tersebut plus bagian yang memuat urutan nomor yang digunakan untuk balasan. Jadi, bila sebuah station tersebut akan mengirimkan keduanya bersama-sama dalam satu frame, sekaligus menyimpan kapasitas komunikasi. Begitu pula, bila sebuah station memiliki sebuah balasan namun tanpa data untuk dikirim, setasiun tersebut akan mengirim sebuah frame acknowledgement yang terpisah, seperti RR atau RNR. Bila station memiliki data untuk dikirim namun tanpa balasan baru untuk dikirim, setasiun tersebut harus mengulang urutan nomor balasan terakhir yang telah dikirimkannya. Ini disebabkan karena data frame termasuk bagian untuk nomor balasan, serta beberapa nilai harus dimasukkan ke dalam bagian tersebut. Bila station menerima duplikat balasan, maka ia harus mengabaikannya.
Kontrol arus jendela penggeseran Nampak jauh lebih efisien disbanding kontrol arus stop-and wait. Alasannya karena, dengan kontrol arus jendela penggeseran, jalur transmisi diperlaukan sebagai pipa saluran yang bisa terpenuhi dengan frame-frame saat transit. Sebaliknya, dengan kontrol arus stop-and-wait, hanya satu frame saja yang berada di dalam pipa sekaligus. Lampiran 7A  mennunjukkan peningkatan efisiensi yang dimaksud.

Published By : Alif Naufal Chyfa
Sumber : Stitrusta Sukaridhoto, ST. Ph.D. 2016. Komunikasi Data & Komputer. Politeknik Elektronika Surabaya. 

Data Digital dan Sinyal-sinyal Digital

Data Digital dan Sinyal-sinyal Digital

     Suatu sinyal digital merupakan deretan pulsa voltase terputus-putus yang berlainan dan masing-masing memiliki ciri-ciri tersendiri. Setiap pulsa merupakan sebuah elemen sinyal. Data biner ditransmisikan melalui pengkodean setiap bit data kedalam elemen-elemen sinyal.  Rate pensinyalan data suatu sinyal, (atau disebut rate data), adalah rate data dimana data ditransmisikan, ditujukkan dalam bit per detik. Durasi atau panjang bit adalah jumlah waktu yang diambil transmitter untuk memancarkan bit; untuk rate data R, durasi bit adalah 1/R. Sebalikya, rate modulasi adalah rate dimana level sinyal berubah. Hal ini tergantung pada sifat pengkodean digital, seperti yang akan dijelaskan nanti. Rate modulasi dinyatakan dalam baud, yang berarti elemenelemen siyal per detik. Terakhir, istilah mark and space, karena alasan historis, menunjuk pada digit biner 1 dan 0.

Tabel Istilah-istilah Kunci Komunikasi Data

Istilah
Unit-unit
Definisi
Elemen
Bit-bit
Biner Tunggal Satu atau Nol
Rate Data
Bit per detik
Rate Dimana Elemen-elemen data di Transmisikan
Elemen Sinyal
Digital : Sebuah Pulsa voltase Amplitudonya Konstan

Analog: Sebuah Pulsa Frekuensi, Fase dan Amplitudo Konstan
Bagian dari Sinyal yang Menempati Interval Kode
Rate Pensinyalan atau Rate Modulasi
Elemen Sinyal Per detik (baud)
Rate  dimana Elemen-elemen Sinyal Ditransmisikan

  Terdapat faktor lain yang dapat dipergunakan untuk meningkatkan kinerja, yakni skema pengkodean. Skema pengkodean adalah pemetaan sedehana mulai dari bit-bit data sampai meniadi elemen-elemen sinyal. Berbagai pendekatan sudah diupayakan.  Sebelum menggambarkan teknik-teknik ini, mari kita beranjak pada cara-cara mengevaluasi atau membandingkan berbagai teknik tersebut:

  • Spektrum sinyal: Beberapa aspek spektrum sinyal sangatlah penting. Berkurangnya komponen komponen berfrekuensi tinggi berarti kurangnya bandwidth yang diperlukan untuk transmisi. Selain itu, berkurangnya komponen arus searah (dc) juga diharapkan. Dengan komponen dc terhadap sinyal, harus ada perangkat fisik langsung untuk komponen-komponen transmisi. Tanpa dc componen, dimungkinkan pengkopelan ac melalui transformer; yang menyediakan isolasi elektrik yang sangat baik serta mampu mergurangi interferensi. Terakhir, magnitudo dampak dari distorsi sinyal dan interferensi tergantung dari sifat-sifat spektrum sinyal-sinyal yang ditransmisikan. Pada prakteknya, yang biasanya terjadi adalah fungsi transfer suatu kanal terganggu di pinggir band. Karenanya, desain sinyal yang baik harus mengkonsentrasikan daya yang ditransmisi di tengahtengah bandwidth transmisi. Pada kasus semacam itu, bisa terjadi distorsi kecil pada sinyal yang diterima. Agar memenuhi tujuan ini, kode-kode dirancang dengan tujuan pembentukan spektrum sinyal yang ditransmisikan.Hasil gambar untuk Format Pengkodean sinyal digital
  • Clocking: Kita menyebutkan perlunya menentukan permulaan dan akhir posisi setiap bit. Ini bukan tugas yang mudah. Pendekatan yang agak mahal adalah dengan menyediakan clock (detak) terpisah yang membawa pada sinkronisasi antara transmitter dan receiver. Alternatif lain adalah dengan menyediakan beberapa mekanisme sinkronisasi yang didasarkan atas sinyal yang ditransmisikan. Hal ini dapat dicapai dengan pengkodean yang sesuai.
  • Kekebalan terhadap derau dan interferensi sinyal: Beberapa kode tertentu menuniukkan kinerja yang sangat baik dalam mengatasi derau. Biasanya dinyatakan dalam istilah-istilah BER. 
  • Biaya dan kelengkapan: Meskipun logika digital terus menurun harganya, faktor ini sering diabaikan. Biasanya, semakin tinggi rate pensinyalan dalam mendapatkan rate data tertentu biayanya semakin mahal. Kita akan melihat bahwa beberapa kode yang memerlukan rate pensinyalan, ternyata lebih besar dibanding rate data aktual. 
     Nonreturn to Zero (NRZ) Yang paling umum dan paling mudah dalam mentransmisikan sinyal-sinyal digital adalah dengan menggunakan dua tingkat voltase yang berlainan untuk dua digit biner. Kode-kode yang mengikuti cara ini membagi sifat-sifat Tingkat Voltase tetap konstan sepanjang interval bit ; dalam hal ini tidak terdapat transisi (tidak kembali ke level voltase nol). Sebagai contoh, ketiadaan voltase dapat digunakan untuk menampilkan biner 0, dan voltase positif konstan untuk menampilkan biner 1. Yang lebih umum lagi, voltase negatif digunakan untuk menampilkan nilai biner 1 dan voltase positif untuk menampilkan yang lain. Kode ini disebut sebagai Nonreturn to Zero-Level (NRZ-L). NRZI adalah contoh dari pengkodean diferensial. Pada pengkodean diferensial, informasi yang ditransmisikan lebih ditujukan pada pengertian susunan simbol-simbol data yang berurutan dibandingkan dengan elemen-elemen sinyal itu sendiri. Umumnya, Pengkodean bit yang datang ditetapkan sebagai berikut : Bila bit yang datang berupa biner 0, berarti penandaan bit sama dengan sinyal pada bit sebelumnya, tetapi bila bit yang datang berupa biner 1, maka bit tersebut ditandai dengan sinyal yang berbeda dari bit sebelumnya.
   Satu keuntungan dengan pemberian kode yang berbeda adalah kemudahan atau keandalan mendeteksi transisi derau yang ada daripada dengan membandingkan nilai tersebut dengan threshold. Keuntungan lainnya adalah dalam rancangan transmisi yang rumit, semakin mudah kita untuk melepaskan sifat polaritas sinyal. Sebagai contoh, pada jalur twisted pair multi drop, bila leads pada perangkat yang dipasang di twisted pair kebetulan terbalik, maka keseluruhan 1s dan 0s untuk NRZ-L akan terbalik pula. Hal ini tidak akan terjadi dengan pemberian kode yang berbeda.
    Kelemahan utama untuk sinyal-sinyal NRZ adalah keberadaan dc componen dan kurangnya kemampuan sinkronisasi. Untuk menggambarkan problem itu, perhatikan bahwa dengan sebuah string panjang sebesar 1s atau 0s untuk NRZ-L atau sebuah string panjang sebesar 0s untuk NRZI, menghasilkan output voltase tetap selama beberapa perioda waktu. Dalam keadaan seperti ini, apapun penyimpangan pada pewaktuan antara transmitter dan receiver akan menyebabkan hilangnya sinkronisasi di antara kedua perangkat tersebut.

 Hasil gambar untuk Frekuensi Normalisasi

   Multilevel Biner Golongan teknik-teknik pengkodean yang disebut sebagai multilevel biner diarahkan untuk mengatasi ketidakefisienan kode-kode NRZ. Kode-kode ini menggunakan lebih dari dua level sinyal. Dalam kasus skema bipolar ITU-T, biner 0 ditampilkan melalui Nonsinyal Pada Jalur (no line signal)sedangkan biner 1 ditampilkan melalui pulsa positif atau negatif. Pulsa biner 1 harus berganti-ganti polaritasnya. Terdapat beberapa keuntungan untuk pendekatan ini. Pertama, kehilangan sinkronisasi tidak akan terjadi bila muncul string panjang 1s. Masing-masing biner 1 menghasilkan sebuah transisi, dan receiver dapat melakukan sinkronisasikembali pada transmisi tersebut. String panjang sebesar biner 0 masih akan menjadi suatu masalah. Kedua, karena sinyal-sinyal biner 1 berganti voltase dari positif ke negatif maka, tidak ada dc componen murni. Selain itu, bandwidth dari sinyal-sinyal yang dihasilkan sangat tipis dibandingkan bandwidth untuk NRZ.
  Terakhir, sifat pulsa yang berganti-ganti memungkinkan hanya diperlukan suatu alat sederhana untuk mendeteksi kesalahan. Apapun error yang terisolasi, apakah error yang menghapus pulsa ataukah yang menarnbah pulsa, menyebabkan penyimpangan dari sifat-sifat ini.
    Ulasan dari paragraf sebelumnya juga dapat diterapkan untuk pseudoternari. Dalam hal ini, biner 1 lah yang sesuai untuk melalui ketiadaan sinyal pada jalur, dan biner 0 melalui pulsa yang berganti-ganti negatif dan positif. Tidak ada kelebihan khusus teknik yang satu terhadap teknik yang lain, dan masing-masing menjadi dasar untuk diterapkan pada aplikasi yang sesuai. Meskipun derajat sinkronisasi dilengkapi dengan kode-kode ini, string panjang biner 0 dalam kasus AMI atau biner 1 dalam kasus pseudoternari masih menampilkan masalah. Beberapa teknik yang dipergunakan untuk mengatasi ketidakefisienan ini. Satu pemecahannya adalah dengan menyelipkan bit-bit tambahan yang menciptakan transisi. Teknik ini digunakan pada ISDN untuk transmisi rate data rendah secara relatif. Tentu saja, pada rate data yang tinggi,skema ini dianggap mahal, karena harus terjadi pada rate transmisi sinyal yang tinggi. Untuk mengatasi masalah ini pada rate data yang tinggi, teknik yang melibatkan pemilihan data dipergunakan. Kita menguji dua contoh dari teknik ini nanti di bagian ini. Jadi, dengan modifikasi yang sesuai, skema biner multilevel mampu mengatasi problern-problem kode NRZ. Tentu saja, saat keputusan rancangan disusun, saat itu juga terjadi pemilihan kemungkinan-kemungkinan. Dengan pengkodean biner multilevel, sinyal jalur menerima satu dari tiga level, namun masing-masing elemen sinyal, yang dapat menampilkan log2 3 = 1,58 bit informasi, hanya memuat satu bit informasi. Jadi, biner multilevel tidak seefisien pengkodean NRZ. Cara lain untuk menyatakan ini adalah bahwa receiver sinyalsinyal biner multilevel harus membedakan diantara ketiga level (+A, -A, 0) daripada hanya dua level dalam format pensinyalan yang sebelumnya sudah dibahas. Karena hal ini, sinyalbiner multilevel memerlukan daya sinyal kira-kira 3 dB lebih dibanding sebuah sinyal bernilai dua untuk probabilitas yang sama dalam kesalahan bit.

Hasil gambar untuk Rate error bit secara teoritis

Grafik Rate error Bit Secara Teoritis Untuk Berbagai Skema Pengkodean

Bifase Terdapat serangkaian teknik pengkodean yang lain, dikelompokkan ke dalam istilah bifase, yang mengatasi keterbatasan kode-kode NRZ. Dua dari teknik-teknik ini Manchester dan Differential Manchester, sudah dipergunakan secara luas. Pada kode Manchester, terdapat transisi ditengah-tengah setiap perioda bit. Transisi pertengahan bit bermanfaat sebagai mekanisme detak dan sekaligus sebagai data transisi rendah-ke-tinggi menggambarkan 1, sedangkan transisi tinggi-ke-rendah menggambarkan 0. Pada Diferensial Manchester, transisi pertengahan bit hanya digunakan untuk menyediakan detak. Pengkodean 0 digambarkan melalui keberadaan transisi pada permulaan perioda bit. Diferensial Manchester memiliki keuntungan tambahan dengan menggunakan pengkodean diferensial. Semua teknik Bifase memerlukan paling sedikitsatu transisi per bir waktu dan mungkin mempunyai dua transisi. Jadi, dua kalinya yang diperlukan NRZ; ini berarti bahwa bandwidth yang dıperlukan tentunya lebih besar. Dengan kata lain, skema biphase memiliki beberapa keuntungan antara lain:
  • Sinkronisasi: Karena terdapat trarsisi yang dapat diprediksikan sebelumnya sepanjang setiap satuan waktu bit waktu, receiver menjadi sinkron pada transisi tersebut.Untuk alasan ini, kode-kode bifase dikenal sebagai kode-kode swadetak.
  • Tanpa komponen dc:Kode-kode bifase tidak memiliki komponen dc, yang manfaamya sudah dijelaskan pada bagian awal buku ini. 
  • Pendeteksian kesalahan: Tidak adanya transisi yang diharapkan dapat digunakan untuk mendeteksi error. Derau pada jalur tidak akan membalıkkan sınyal baik sebelum maupun sesudah transisi yang diharapkan menimbulkan error yang tak terdeteksi.
    Kode-kode bifase merupakan teknik yang populer untuk transmisi data. Kode Manchester yang lebih umum sudah ditetapkan untuk standar IEEE 802,3 untuk baseband kabel koaksial dan twisted pair CSMA/CD bus LAN. Differential Manchester sudah ditetapkan untuk token ring IEEE 802.5 LAN, menggunakan shielded twisted pair.

Rate Modulasi Saat teknik-teknik pengkodean sinyal digunakan,perlu dibuat suatu perbedaan jelas antara rate data (dinyatakan dalam bit per detik )dan ıate modulası (dinyatakan dalam baud). Rate data, atau rate bit ,adalah 1/tg dimana tB durasi bit. Rate modulasi adalah rate tempat elemen-elemen sinyal dimunculkan. Untuk contoh, diambil pengkodean Manchester. Elemen sinyal berukuran mınimum adalah sebuah pulsa satu setengah durasi dari sebuah interval bit. Untuk sebuah string semua binary nol atau semua binari satu, aliran kontinu dari pulsa semacam itu dibangkıtkan. Karenanya, rate modulası maksimum untuk Manchester adalah 2/tB.

Teknik-Teknik Scrambling Meskipun teknik bifase sudah digunakan secara luas untuk aplikasi-aplikasi Lokal Area Network pada rate data yang relatıf tinggi (mencapai  10 Mbps), namun tidak terlalu dimanfaatkan untuk aplikasi-aplikasi jarak jauh. Alasan utamanya karena teknik bifase memerlukan rate data dengan pensinyalan lebih tinggi. Sehingga lebih memakan biaya untuk aplikasi jarak jauh. Pendekatan lain adalah dengan menggunakan beberapa skema scrambling. Gagasan dibalik skema ini sederhana sekali yaitu  menghasilkan level voltase konstan dijalurnya dan digantikan oleh Runtunan Pengisi (yang akan menyediakan transisi yang cukup untuk detak-receiver dalam memelihara sinkronisasi). Runtunan Pengisi harus dikenal receiver dan akan digantikan dengan runtunan yang asli. Runtunan pengisi ini sama panjangnya dengan Runtunan yang asli, sehingga tidak ada peningkatan rate data.

Published By : Wahyu Hamid Fadli
Sumber : Stitrusta Sukaridhoto, ST. Ph.D. 2016. Komunikasi Data & Komputer. Politeknik Elektronika Surabaya. 




Jaringan Komunikasi Data

Seringkali, sangatlah tidak praktis saat dua perangkat komunikasi dihubungkan secara langsung, dari ujung ke ujung. Berikut ini contoh kemungkinankemungkinan yang terjadi :
  1. Bila perangkat-perangkatnya merupakan bagian yang saling jauh terpisah, misalnya berada pada jarak ribuan kilometer, tentunya akan memakan biaya yang sangat banyak sekali untuk menyambung dan menghubungkannya.
  2. Terdapat serangkaian perangkat, masing-masing membutuhkan jaringan untuk menghubungkan satu sama lain pada waktu-waktu yang berbeda. Sebagai contoh, seluruh telepon di dunia serta semua terminal dan komputer.
Solusi bila terjadi maslah seperti ini adalah dengan cara menghubungkan masing-masing perangkat tersebut dengan suatu jaringan komunikasi (communication network), serta ditampilkan pula dua kategori utama yang dianjurkan dimana biasanya jaringan komunikasi diklasifikasikan : Wide Area Networks (WAN) dan Local Area Networks (LAN). Perbedaan nyata antara dua hal ini, meskipun keduanya berkaitan dengan teknologi serta aplikasinya, telah menjadi kabur dalam beberapa tahun ini, namun tetap menyisakan hal-hal yang berguna bila ingin menyusun pembahasan mengenainya.
  • Wide Area Networks

Wide Area Networks umumnya mencakup area geografis yang luas sekali, melintasi jalan umum, dan perlu juga menggunakan fasilitas umum. Biasanya, suatu Wan terdiri dari sejumlah node penghubung. Suatu transmisi dari suatu perangkat diarahkan melalui node-node atau persimpangan-persimpangan internal ini menuju perangkat tujuan yang dituju. Node-node ini tidak berkaitan dengan isi data, melainkan dimaksudkan untuk menyediakan fasilitas-fasilitas switching yang akan memindah data dari satu node ke node yang lain sampai mencapai tujuan. Biasanya, WAN diimplementasikan menggunakan satu dari dua teknologi ini: circuit switching dan packet switching. Sedangkan saat ini, frame relay dan jaringan ATM juga telah memiliki peranan penting.
  • Circuit Switching
 Di dalam jaringan circuit switching, jalur komunikasi yang tepat dibangun di antara dua station melewati node atau persimpangan jaringan. Jalur adalah suatu rangkain jaringan fisik yang terhubung di antara node. Pada masing-masing jaringan, suatu logical channel dimasukkan ke dalam proses koneksi ini. Data yang dikirimkan oleh sumber station ditransmisikan sepanjang jalur yang tepat secepat mungkin. Pada setiap node, data yang masuk diarahkan atau dialihkan ke channel keluar yang tepat tanpa mengalami penundaan sama sekali. Contoh yang paling umum dalam hal circuit switching adalah jaringan telepon.
  • Packet Switching
Untuk jaringan packet switching menggunakan pendekatan yang berbeda. Dalam hal ini, tidak perlu mempergunakan kapasitas transmisi sepanjang jalur melewati jaringan. Cukup dengan, data dikirim keluar dengan menggunakan rangkaian potongan-potongan kecil secara berurutan, yang disebut packet. Masing-masing packet melewati jaringan dari satu node ke node yang lain sepanjang jalur yang membentang dari sumber ke tujuan. Pada setiap node, seluruh packet diterima, disimpan dengan cepat, dan ditransmisikan ke node berikutnya. Jaringan packet-switching umumnya dipergunakan untuk komunikasi dari terminal ke komputer dan komputer ke komputer.
  • Frame Relay
Packet Switching dikembangkan pada saat fasilitas-fasilitas transmisi jarak jauh digital menunjukkan rate error yang relatif tinggi bila dibandingkan dengan fasilitas-fasilitas yang ada saat ini. Sebagai hasilnya, adanya beberapa muatan overhead yang ditambahkan ke packet switching skema untuk mengganti kesalahan. Overhead meliputi bit-bit tambahan yang ditambahkan ke masingmasing packet untuk mengenali redundancy dan proses tambahan pada station terakhir serta intermediate switching nodes untuk mendeteksi dan menghindari kesalahan.

Dengan sistem telekomunikasi berkecepatan tinggi yang modern ini, overhead semacam ini tentunya tidak diperlukan lagi dan sifatnya kontaproduktif. Alasannya karena rate error sudah semakin rendah dan kalaupun terjadi, dapat dengan mudah ditangkap di sistem terakhir melalui logik yang beroperasi di level logic packet switching. Disebut kontraproduktif karena overhead memberikan fungsi signifikan dengan kapasitas tinggi yang disediakan oleh jaringan. Frame relay dikembangkan agar tingkat rata-rata data berkecepatan tinggi ini (high data rates) dan tingkat rata-rata error yang rendah ini dapat dimanfaatkan. Mengingat, jaringan packet switching yang asli dirancang dengan suatu rate data sampai ke user terakhir sebesar kira-kira 64 kbps, jaringan frame relay dirancang agar dapat dioperasikan secara efisien pada rate data user sampai sebesar 2Mbps. Kunci untuk mencapai rate data yang tinggi ini adalah dengan cara membuang kebanyakan overhead yang berkaitan dengan kendali kesalahan.
  • ATM
Asynchronous Transfer Mode (ATM), yang kadang-kadang ditunjukkan sebagai cell relay, merupakan titik kulminasi dari keseluruhan perkembangan yang terjadi dalam circuit switching dan packet switching selama 25 tahun terakhir. ATM dapat dipandang sebagai suatu evolusi dari frame relay. Perbedaan yang sangat jelas antara frame relay dengan ATM adalah bahwa frame relay menggunakan variable length packet yang disebut frame, sedangkan ATM menggunakan fixed-length packet yang disebut cell. Sebagaimana frame relay, ATM menyediakan sedikit overhead untuk mengkontrol error, tergantung pada realibilitas yang melekat pada sistem transmisi serta pada lapisan logic yang lebih tinggi di akhir sistem untuk menangkap dan memperbaiki error. Dengan menggunakan fixed packet length, processing overhead dapat dikurangi bahkan lebih jauh untuk ATM yang dibandingkan dengan frame relay.

Hasilnya adalah ATM dirancang sedemikian rupa agar mampu bekerja dalam range 10 dan 100 Mbps serta untuk range Gbps. ATM juga dapat dipandang sebagai suatu evolusi dari circuit switching. Dengan circuit switching, hanya fixed-data-rate circuit yang tersedia sampai sistem terakhir. ATM memungkinkan definisi dari multiple virtual channel dengan tingkat rata-rata data yang secara dinamis ditentukan pada saat virtual channel diciptakan. Dengan menggunakan fixed-sixe cell berukuran kecil, ATM nampak begitu efisien sehingga mampu menawarkan data-rate channel yang konstan meskipun dengan menggunakan teknik packet switching. Jadi, ATM memperluas circuit switching untuk memungkinkan multiple channel dengan data rate pada masing-masing channel bisa terangkai secara dinamis sesuai permintaan.
  • ISDN dan Broadband ISDN
Merger dan pengembangan teknologi komunikasi dean komputer, sesuai dengan permintaan yang semakin meningkat akan pengumpulan, pengolahan, dan penyebaran informasi yang lebih efisien dan tepat waktu, telah membawa ke arah pengembangan sistem yang terintegrasi untuk mentransmisikan dan mengolah segala jenis data. Peningkatan yang signifikan akan kecenderungankecenderungan atau trend ini ditunjukkan dengan adanya ISDN (Integrated Service Digital Networks). ISDN dirancang sedemikian rupa untuk menggantikan jaringan telekomunikasi publik yang telah ada dan memberikan variasi jasa yang lebih luas lagi. ISDN ditentukan oleh standarisasi penggunaan interface dan diimplementasikan sebagai suatu rangkaian switch digital dan jalur yang mendukung berbagai jenis traffic serta menyediakan jasa proses bernilai lebih.

Dalam praktiknya, terdapat jaringan-jaringan multiple, yang diimplementasikan di dalam batas negara, namun dari sudut pandang user, terdapat jaringan globaltunggal dan informal yang dapat diakses. Meskipun pada kenyataannya ISDN belum mampu mencapai penyebaran universal yang diharapkan, pada generasi keduanya ternyata sudah siap. Pada generasi pertama, dikenal sebagai narrowband ISDN, didasarkan penggunaan kanal 64 kbps sebagai unit dasar dari switching dan berorientasi circuit switching. Kontribusi teknis utama dari narrowband ISDN dapat diupayakan sebagai frame relay. Generasi kedua, dikenal sebagai broadband ISDN, mendukung kecepatan data yang sangat tinggi (100-an Mbps) dan berorientasi pada packet switching. Kontribusi teknis utama dari broadband ISDN, dapat diupayakan menjadi asynchronous transfer mode (ATM), juga disebut sebagai cell relay.
  • Local Area Networks
 
Sama halnya dengan WAN, LAN merupakan suatu jaringan komunikasi yang saling menghubungkan berbagai jenis perangkat dan menyediakan pertukaran data di antara perangkat-perangkat tersebut. Terdapat beberapa perbedaan utama di antara LAN dan WAN:
  1. Lingkup LAN kecil. Biasanya meliputi bangunan tunggal atau sekelompok gedung. Perbedaan dalam cakupan area geografis ini membawa pada solusisolusi teknis yang berbeda pula yang akan kita lihat nanti.
  2. Merupakan hal yang umum di mana LAN dimiliki oleh suatu organisasi yang sama yang juga menguasai semua peralatan. Sedangkan untuk WAN, hanya untuk beberapa kasus tertentu saja. Suatu jaringan yang tidak dimiliki siapapun. Hal ini membawa dua impikasi. Pertama, perawatan harus benarbenar dilakukan bila memilih LANs, sebab kemungkinan adanya investasi modal yang substansial (dibandingkan dengan dail up atau leased charges untuk WAN) dalam hal pembelian dan maintenance. Kedua, manajemen jaringan LAN bertanggung jawab sampai dengan tingkat user.
  3. Tingkat kecepatan data internal LAN biasanya lebih besar daripada tingkat kecepatan data internal WAN.  
Biasanya, LAN menggunakan pendekatan jaringan broadcast lebih daripada pendekatan switching. Dengan broadcast communication networks, tidak ada node-node penengah. Pada masing-masing station, terdapat sebuah transmitter/receiver yang menghubungkan media dengan station line. Sebuah transmisi dari satu station disiarkan dan diterima oleh semua station-station lain. Data biasanya ditransmisikan dalam bentuk packet.

Karena medianya dibagi, maka hanya ada satu station pada saat itu yang dapat mentransmisikan paket. Baru-baru ini contoh-contoh mengenai switced LANs, khususnya ethernet LAN switch, telah muncul. Dua contoh menonjol yang lain adalah ATM LAN, yang secara sederhana menggunakan suatu jaringan ATM dalam satu local area, serta Fibre Channel.

Published By : Faishal Nurhuda.
Sumber : Stitrusta Sukaridhoto, ST. Ph.D. 2016. Komunikasi Data & Komputer. Politeknik Elektronika Surabaya. 

Media Transmisi

Media Transmisi
   Dalam suatu sistem transmisi data, media transmisi merupakan jalur fisik di antara transmitter dan receiver. Media transmisi untuk gelombang eletromagnetik dibedakan menjadi dua yaitu Geiuded dan Unguided. 
   Pada media guided, gelombang dipandu di sepanjang media yang secara fisik medianya sendiri
tampaka kasat mata, misalnya twisted pair tembaga, coaxial cable tembaga, dan serat optic. Atmosfer dan ruang angkasa adalah contoh-contoh untuk media unguided, yang berlaku sebagai media untuk mentransmisikan gelombang elektromagnetik namun tidak memandunya sekalian; bentuk transmisi semacam ini tak memerlukan kabel sebagai penghantarnya.
Karakteristik dan mutu suatu tranmsisi data ditentukan oleh dua hal yaitu kerakteristik media dan karaketeristik sinyal. Untuk media guided, media itu sendiri menjadi lebih penting dalam penentuan batasan-batasan transmisi.
  Untuk meida unguided, karakteristik transmisi lebih menentukan oleh kualitas sinyal yang dihasilkan melalui antenna transmisi dibandingkan oleh medianya sendiri. Satu sifat kunci dari sinyal bertransmisi antenna adalah terarah.Umumnya, sinyal-sinyla pada frekuensi yang lebih rendah berarah kemana-mana; yakni, dari antena sinyal-sinyal disebarkan ke segala penjuru.Pada
frekuensi yang lebih tinggi, sangatlah mungkin untuk memfokuskan sinyal
menjadi suatu berkas langsung (directional beam).
   Dengan mempertimbangkan desain sistem transmisi data, perhatian ditekankan pada rate data dan jarak. Semakin besar rate data dan ajrak, maka akan semakin baik. Sejumlah factor-faktor perancangan yang berkaitan dengan media transmisi dan sinyal yang menentukan rate data dan jarak adalah :
  •  Bandwith

   Selama faktor yang lain tetap konstan, maka semakin besar bandwith sebuah sinyal, akan semakin tinggi rate data yang diperoleh.
  • Gangguan transmisi

   Gangguang, seperti misalnya, antenuasi, membatasi jarak. Untuk media guided, biasanya twisted pair lebih sering mengalami gangguan diabndingkan coaxial cable, demikian pula dengan coaxial cable akan lebih terganggu dibandingkan dengan serat optic.
  • Interferensi

   Interferensi dari sinyal-sinyal yang berkompetisi dalam band frekuensi yang saling tumpang tindih dapat mengubah atau menghapuskan sinyal. Interferensi menjadi perhatian khusus untuk media unguided, namun bagi media guided interferensi juga menjadi masalah. Untuk meida guided,
interferensi dapat disebabkan karena emanasi yang keluar dari kabel-kabel yang berdekatan. Sebagia conotoh, twisted pair sering membundel menjadi satu dan beberapa pipa yang mengandung kabel multiple. Iterferensi juga dapat dialamai oleh tranmisi unguided. Pelindung yang ada pada suatu
media guided bisa meminimalkan problem ini.
   Sebuah media guided bisa dipergunakna untuk membangun suatu hubungan titik ke titik atau hubungan terbagi pada.

Gambar 1 menggambarkan spektrum elektromagnetik dan menampilkan frekuensi-frekuensi pada tempat diamna berbagai teknik transmisi dan media
Gambar 1 : Sektrum guided beroperasi. 

   Pada semua kasus, kita menggambarkan sistem secara fisik, membahas aplikasi sekilas, dan meringkas karakteristik-karakteristik kunci transmisi.Elektromagnetik untuk telekomunikasi.

MEDIA TRANSMISI GUIDED
   Untuk media transmisi guiede, kapsitas transmisi, baik dalam hall rate data maupun bandwith, sangat tergantung pada jarak dan sistem transmisi medianya dari titik ke titik ataukah multititik, seperti mislanya dalam suatu Local Area Network (LAN). 
Tabel 1 menunjukkan karakteristik-karakteristik khusus untuk guided media biasa untuk aplikasi titik ke titik jarak jauh. Tiga guided media yang umumnya dipergunakan untuk transmisi data adalah Twisted pair, coaxial cable, dan serat optic . Kita bahas masing-masing dari ketiganya satu persatu.
1. Twisted Pair
Twisted pair adalah media transmisi guided yang paling hemat dan paling banyak digunakan.
     A. Deskripsi Fisik
   Sebuah twisted pair terdiri dari kawat yang disekat yang disusun dalam suatu pola spiral beraturan. Sepasang kawat bertindak sebagia satu jalur komuniaksi tunggal. Biasanya, beberapa pasnagan kawat tersebut dibundek menjadi satu kabel dengan cara dibungkus dalam sebuah sarung pelindung yang keras. Pada jarak yang sangat jauh, kabel berisikan ratusan pasang kawat.Penggulungan cenderung meningkatkan interferensi crosstalk. Pada jalur jarak-jauh, panjang gulungan biasanya bervariasi dari 5 sampai 15 cm. kabel yang slaing berpasangan memilki tingkat ketebalan mulai dari 0,4 sampai 0,9mm.
     B. Aplikasi
   Media transmisi yang paling umum untuk sinyal analog dan sinyal digital adalah twisted pair. Yang juga merupakan media yang paling banyak digunakan dalam jaringan telepon serta bertindak sebagai ‘penopang’ untuk komunikasi didalam suatu bangunan gedung.

Karaketristik Transmisi Titik ke titik dari Guided Media [GLOV 98]

2. Coaxial Cable
    A. Deskripsi Fisik
   Coaxial cable seperti halnya dengan twisted pair terdiri dari dua konduktor, namun disusun berlaiann untuk mengatur pengoperasiannya melalui jangkauan frekuensi yang lebih luas. Terdiri dari konduktor silindiris yang mengelilingi suatu kawat konduktur dalam tunggal. konduktor bagian dalam dibungkus baik dnegan konduktur kawat jarring maupun peneyekat dalam. Konduktur terluar dilindungi oleh suatu selubung atau pelindung. Sebuah coaxial cable tunggal memiliki diameter mulai dari 1 sampai 2,5 cm. karena perlindungan ini, dengan konstruksi berbentuk melingkar, coaxial cable menjadi tahan terhadapinterferensi dan crosstalk dibandingkan twisted pair. Coaxial cable juga dapat dipergunakna untuk jarak yang lebih jauh dan mampu mendukung beberapa station dalam sebuah jalur dipakai banyak user dibanding twisted pair.
     B. Aplikasi
   Coaxial cable mungkin merupakan media transmisi yang paling bermanfaat untuk segala macam keperluan serta dapat dipergunakna untuk berbagai jenis aplikasi. Aplikasi yang terpenting adalah sebagai berikut :
  •  Distribusi siaran televise
  • Transmisi tekepon jarak jauh
  • Penghubung sistem computer jangkauana pendek
  • Local area network

3. Serat Optik
    A. Deskripsi Fisik
   Serta optik sangat tipis sekali, namun memiliki kemampuan tinggi memandu sebuah sinar optik. Serat optik terbuat dari berbagai jenis kaca dan plastik. Kerugian terendah dapat diperoleh dengan menggunakan serat yang terbuat dari ultra pure fused silica. Namun serat ultrapure ini sulit diproduksi. Ada juga jenis lain yaitu: serat kaca higher-loss multicomponent yang lebih ekonomis namun masih memberikan kinerja yang baik. Sedangkan serta plastik sedikit lebih mahal dan bisa dipergunakan untuk koneksi jarak, dimana tingkat kerugiannya masih dapat diterima Sebuah kabel serat optik memiliki bentuk silindris dan terdiri dari tiga bagian konsentris, yaitu: inti, cladding, dan selubung. 
   Inti merupakan bagian terdalam dan terdiri dari satu atau lebih untaian, atau serat, baik yang terbuat dari kaca maupun plastik, dan bentuknya pun tipis sekali. Inti memiliki diameter yang berkisar antara 8 samapi 100 μm. Masing-masing serat dikelilingi oleh cladding, yaitu berupa plastik atau kaca yang melapisi dan memiliki sifat-sifat yang berbeda dengan plastik atau kaca yang berada pada inti.
   Interface diantara inti dan cladding bertindak sebagai pemantul untuk menahan cahaya yang akan lepas inti. Lapisan terluar, yang mengelilingi satu tau beberapa serat bundelan selubung, disebut jaket (pelapis). Pelapis tersusun dari bahan plastik dan lapisan-lapisan bahan lainnya untuk melindungi terhadap kelembaban, goresan, jepitan, dan bahaya-bahaya lingkungan lainnya.
   B. Aplikasi
   Salah satu terobosan terbesar dalam transmisi data adalah pengembangan sistem komunikasi serat optik praktis. Serta optik dianggap andal digunakan dalam telekomunikasi jarak jauh, dan mulai dimanfaatkan untuk keperluan militer. Peningkatan kinerja dan penurunan dalam hal harga, serta manfaatnya yang besar, membuat serat optik mulai dianggap menarik untuk Local Area
Network.

Published By : Aldhie Alfian Sasmita
Sumber : Stitrusta Sukaridhoto, ST. Ph.D. 2016. Komunikasi Data & Komputer. Politeknik Elektronika Surabaya. 

Komunikasi Data



Kata komunikasi merupakan suatu kata yang dapat diartikan sebagai cara untuk menyampaikan atau menyebarluaskan data dan informasi, sedangkan kata infromasi berarti berita, pikiran, pendapat dalam berbagai bentuk. Manusia dapat melakukan komunikasi dengan berbagai cara, berbicara secara langsung, berbisik, mengirim surat dan lain sebagainya. Dari berbagai cara komunikasi manusia ini masih terdapat banyak kekurangan dan kelemahan, yaitu:
1.       Jarak yang jauh (bahkan sampai menyebrang lautan),
2.       Waktu yang lama untuk menyampaikan pesan,
3.       Biaya yang raltif mahal.

Kekurangan tersebut bisa diatasi seiring dengan perkembangan teknologi informasi.
Teknologi komunikasi terus dikembangkan dengan tujuan memudahkan manusia dalam melakukan komunikasi. para ahli terdorong untuk mengenbangkan teknik komunikasi jarak jauh, yang dikenal dengan istilah komunikasi data.

Komunikasi data merupakan cara mengirimkan data menggunakan sistem transmisi elektronik dari suatu komputer ke komputer lain atau dari satu komputer ke terminal tertentu. sedangkan data itu sendiri merupakan sinyal elektromagnetik yang dibangkitkan oleh sumber data yang dapat ditangkap dan dikirimkan ke terminal penerima.

Di tahun 1970-an dan awal 1980-an terjadi pemaduan bidang ilmu komputer dengan komunikasi data yang secara derastis mengubah teknologi, produksi dan perusahaan yang sekarang merupakan kombinasi industri komunikasi komputer. Revolusi ini telah menghasilkan kenyataan yang menarik antara lain: 

1.    Tidak adanya perbedaan fundamental antara data processing (komputer) dan komunikasi data (perangkat transmisi dan pengalihan).
2.     Tidak adanya perbedaan fundamentas antara komunikasi data voice (suara) dan video.
3. Jalur-jalur antara single-processor computer, multi-processor computer, jaringan lokal, jaringan metropolitan dan jaringan  jarak jauh sudah kabur.

Akibatnya, perkembangan besar terjadi pada industri komputer dan komunikasi, baik dari fabrikasi komponen sampai sistem integrasi dan dari sistem integrasi yang mentransmisi dan memproses semua tipe data dan informasi. keduanya baik teknologi maupun standar teknik organisasi sedang diarahkan ke single publik system yang menyatukan semua
komunikasi yang dibuat secara nyata oleh semua sumber data dan informasi di dunia secara mudah dan dapat diakses bersama-sama.

Published By : Jahfal Azhar Laksana
Sumber : Deny Ariyus dan Rum Andri K.R. 2008. Komunikasi Data. Yogyakarta: C.V ANDI OFFSET.