Data Digital dan Sinyal-sinyal Digital
Suatu sinyal digital merupakan deretan pulsa voltase terputus-putus yang
berlainan dan masing-masing memiliki ciri-ciri tersendiri. Setiap pulsa
merupakan sebuah elemen sinyal. Data biner ditransmisikan melalui pengkodean
setiap bit data kedalam elemen-elemen sinyal. Rate
pensinyalan data suatu sinyal, (atau disebut rate data), adalah rate data dimana
data ditransmisikan, ditujukkan dalam bit per detik. Durasi atau panjang bit adalah
jumlah waktu yang diambil transmitter untuk memancarkan bit; untuk rate data R,
durasi bit adalah 1/R. Sebalikya, rate modulasi adalah rate dimana level sinyal
berubah. Hal ini tergantung pada sifat pengkodean digital, seperti yang akan
dijelaskan nanti. Rate modulasi dinyatakan dalam baud, yang berarti elemenelemen
siyal per detik. Terakhir, istilah mark and space, karena alasan historis,
menunjuk pada digit biner 1 dan 0.
Tabel Istilah-istilah Kunci Komunikasi Data
Istilah
|
Unit-unit
|
Definisi
|
Elemen
|
Bit-bit
|
Biner Tunggal Satu atau Nol
|
Rate Data
|
Bit per detik
|
Rate Dimana Elemen-elemen data
di Transmisikan
|
Elemen Sinyal
|
Digital : Sebuah Pulsa voltase
Amplitudonya Konstan
Analog: Sebuah Pulsa Frekuensi,
Fase dan Amplitudo Konstan
|
Bagian dari Sinyal yang
Menempati Interval Kode
|
Rate Pensinyalan atau Rate
Modulasi
|
Elemen Sinyal Per detik (baud)
|
Rate dimana Elemen-elemen Sinyal Ditransmisikan
|
Terdapat faktor lain yang dapat dipergunakan untuk meningkatkan kinerja,
yakni skema pengkodean. Skema pengkodean adalah pemetaan sedehana mulai
dari bit-bit data sampai meniadi elemen-elemen sinyal. Berbagai pendekatan
sudah diupayakan. Sebelum menggambarkan teknik-teknik ini, mari kita beranjak pada cara-cara
mengevaluasi atau membandingkan berbagai teknik tersebut:
- Spektrum sinyal: Beberapa aspek spektrum sinyal sangatlah penting.
Berkurangnya komponen komponen berfrekuensi tinggi berarti kurangnya
bandwidth yang diperlukan untuk transmisi. Selain itu, berkurangnya
komponen arus searah (dc) juga diharapkan. Dengan komponen dc terhadap
sinyal, harus ada perangkat fisik langsung untuk komponen-komponen
transmisi. Tanpa dc componen, dimungkinkan pengkopelan ac melalui
transformer; yang menyediakan isolasi elektrik yang sangat baik serta
mampu mergurangi interferensi. Terakhir, magnitudo dampak dari distorsi
sinyal dan interferensi tergantung dari sifat-sifat spektrum sinyal-sinyal
yang ditransmisikan. Pada prakteknya, yang biasanya terjadi adalah fungsi
transfer suatu kanal terganggu di pinggir band. Karenanya, desain sinyal
yang baik harus mengkonsentrasikan daya yang ditransmisi di tengahtengah
bandwidth transmisi. Pada kasus semacam itu, bisa terjadi distorsi
kecil pada sinyal yang diterima. Agar memenuhi tujuan ini, kode-kode
dirancang dengan tujuan pembentukan spektrum sinyal yang ditransmisikan.
- Clocking: Kita menyebutkan perlunya menentukan permulaan dan akhir posisi setiap bit. Ini bukan tugas yang mudah. Pendekatan yang agak mahal adalah dengan menyediakan clock (detak) terpisah yang membawa pada sinkronisasi antara transmitter dan receiver. Alternatif lain adalah dengan menyediakan beberapa mekanisme sinkronisasi yang didasarkan atas sinyal yang ditransmisikan. Hal ini dapat dicapai dengan pengkodean yang sesuai.
- Kekebalan terhadap derau dan interferensi sinyal: Beberapa kode tertentu menuniukkan kinerja yang sangat baik dalam mengatasi derau. Biasanya dinyatakan dalam istilah-istilah BER.
- Biaya dan kelengkapan: Meskipun logika digital terus menurun harganya, faktor ini sering diabaikan. Biasanya, semakin tinggi rate pensinyalan dalam mendapatkan rate data tertentu biayanya semakin mahal. Kita akan melihat bahwa beberapa kode yang memerlukan rate pensinyalan, ternyata lebih besar dibanding rate data aktual.
Nonreturn to Zero (NRZ)
Yang paling umum dan paling mudah dalam mentransmisikan sinyal-sinyal
digital adalah dengan menggunakan dua tingkat voltase yang berlainan untuk dua
digit biner. Kode-kode yang mengikuti cara ini membagi sifat-sifat Tingkat
Voltase tetap konstan sepanjang interval bit ; dalam hal ini tidak terdapat transisi
(tidak kembali ke level voltase nol). Sebagai contoh, ketiadaan voltase dapat
digunakan untuk menampilkan biner 0, dan voltase positif konstan untuk
menampilkan biner 1. Yang lebih umum lagi, voltase negatif digunakan untuk
menampilkan nilai biner 1 dan voltase positif untuk menampilkan yang lain. Kode
ini disebut sebagai Nonreturn to Zero-Level (NRZ-L). NRZI adalah contoh dari pengkodean diferensial. Pada pengkodean
diferensial, informasi yang ditransmisikan lebih ditujukan pada pengertian
susunan simbol-simbol data yang berurutan dibandingkan dengan elemen-elemen
sinyal itu sendiri. Umumnya, Pengkodean bit yang datang ditetapkan sebagai berikut : Bila bit yang datang berupa biner 0, berarti penandaan bit sama dengan
sinyal pada bit sebelumnya, tetapi bila bit yang datang berupa biner 1, maka bit
tersebut ditandai dengan sinyal yang berbeda dari bit sebelumnya.
Satu keuntungan dengan pemberian kode yang berbeda adalah kemudahan
atau keandalan mendeteksi transisi derau yang ada daripada dengan
membandingkan nilai tersebut dengan threshold. Keuntungan lainnya adalah
dalam rancangan transmisi yang rumit, semakin mudah kita untuk melepaskan
sifat polaritas sinyal. Sebagai contoh, pada jalur twisted pair multi drop, bila leads
pada perangkat yang dipasang di twisted pair kebetulan terbalik, maka
keseluruhan 1s dan 0s untuk NRZ-L akan terbalik pula. Hal ini tidak akan terjadi
dengan pemberian kode yang berbeda.
Kelemahan utama untuk sinyal-sinyal NRZ adalah keberadaan dc componen
dan kurangnya kemampuan sinkronisasi. Untuk menggambarkan problem itu,
perhatikan bahwa dengan sebuah string panjang sebesar 1s atau 0s untuk NRZ-L
atau sebuah string panjang sebesar 0s untuk NRZI, menghasilkan output voltase
tetap selama beberapa perioda waktu. Dalam keadaan seperti ini, apapun
penyimpangan pada pewaktuan antara transmitter dan receiver akan menyebabkan
hilangnya sinkronisasi di antara kedua perangkat tersebut.

Multilevel Biner
Golongan teknik-teknik pengkodean yang disebut sebagai multilevel biner
diarahkan untuk mengatasi ketidakefisienan kode-kode NRZ. Kode-kode ini
menggunakan lebih dari dua level sinyal. Dalam kasus skema bipolar ITU-T, biner 0 ditampilkan melalui Nonsinyal
Pada Jalur (no line signal)sedangkan biner 1 ditampilkan melalui pulsa positif
atau negatif. Pulsa biner 1 harus berganti-ganti polaritasnya. Terdapat beberapa
keuntungan untuk pendekatan ini. Pertama, kehilangan sinkronisasi tidak akan
terjadi bila muncul string panjang 1s. Masing-masing biner 1 menghasilkan
sebuah transisi, dan receiver dapat melakukan sinkronisasikembali pada transmisi
tersebut. String panjang sebesar biner 0 masih akan menjadi suatu masalah.
Kedua, karena sinyal-sinyal biner 1 berganti voltase dari positif ke negatif maka,
tidak ada dc componen murni. Selain itu, bandwidth dari sinyal-sinyal yang
dihasilkan sangat tipis dibandingkan bandwidth untuk NRZ.
Terakhir, sifat pulsa yang berganti-ganti memungkinkan hanya diperlukan suatu
alat sederhana untuk mendeteksi kesalahan. Apapun error yang terisolasi, apakah
error yang menghapus pulsa ataukah yang menarnbah pulsa, menyebabkan
penyimpangan dari sifat-sifat ini.
Ulasan dari paragraf sebelumnya juga dapat diterapkan untuk pseudoternari.
Dalam hal ini, biner 1 lah yang sesuai untuk melalui ketiadaan sinyal pada jalur,
dan biner 0 melalui pulsa yang berganti-ganti negatif dan positif. Tidak ada
kelebihan khusus teknik yang satu terhadap teknik yang lain, dan masing-masing
menjadi dasar untuk diterapkan pada aplikasi yang sesuai.
Meskipun derajat sinkronisasi dilengkapi dengan kode-kode ini, string
panjang biner 0 dalam kasus AMI atau biner 1 dalam kasus pseudoternari masih
menampilkan masalah. Beberapa teknik yang dipergunakan untuk mengatasi
ketidakefisienan ini. Satu pemecahannya adalah dengan menyelipkan bit-bit
tambahan yang menciptakan transisi. Teknik ini digunakan pada ISDN untuk
transmisi rate data rendah secara relatif. Tentu saja, pada rate data yang
tinggi,skema ini dianggap mahal, karena harus terjadi pada rate transmisi sinyal
yang tinggi. Untuk mengatasi masalah ini pada rate data yang tinggi, teknik yang
melibatkan pemilihan data dipergunakan. Kita menguji dua contoh dari teknik ini
nanti di bagian ini.
Jadi, dengan modifikasi yang sesuai, skema biner multilevel mampu
mengatasi problern-problem kode NRZ. Tentu saja, saat keputusan rancangan
disusun, saat itu juga terjadi pemilihan kemungkinan-kemungkinan. Dengan
pengkodean biner multilevel, sinyal jalur menerima satu dari tiga level, namun
masing-masing elemen sinyal, yang dapat menampilkan log2 3 = 1,58 bit
informasi, hanya memuat satu bit informasi. Jadi, biner multilevel tidak seefisien
pengkodean NRZ. Cara lain untuk menyatakan ini adalah bahwa receiver sinyalsinyal
biner multilevel harus membedakan diantara ketiga level (+A, -A, 0)
daripada hanya dua level dalam format pensinyalan yang sebelumnya sudah dibahas. Karena hal ini, sinyalbiner multilevel memerlukan daya sinyal kira-kira 3
dB lebih dibanding sebuah sinyal bernilai dua untuk probabilitas yang sama dalam
kesalahan bit.

Grafik Rate error Bit Secara Teoritis Untuk Berbagai Skema Pengkodean
Bifase
Terdapat serangkaian teknik pengkodean yang lain, dikelompokkan ke
dalam istilah bifase, yang mengatasi keterbatasan kode-kode NRZ. Dua dari
teknik-teknik ini Manchester dan Differential Manchester, sudah dipergunakan
secara luas.
Pada kode Manchester, terdapat transisi ditengah-tengah setiap perioda bit.
Transisi pertengahan bit bermanfaat sebagai mekanisme detak dan sekaligus
sebagai data transisi rendah-ke-tinggi menggambarkan 1, sedangkan transisi
tinggi-ke-rendah menggambarkan 0. Pada Diferensial Manchester, transisi
pertengahan bit hanya digunakan untuk menyediakan detak. Pengkodean 0
digambarkan melalui keberadaan transisi pada permulaan perioda bit. Diferensial
Manchester memiliki keuntungan tambahan dengan menggunakan pengkodean
diferensial.
Semua teknik Bifase memerlukan paling sedikitsatu transisi per bir waktu
dan mungkin mempunyai dua transisi. Jadi, dua kalinya yang diperlukan NRZ;
ini berarti bahwa bandwidth yang dıperlukan tentunya lebih besar. Dengan kata
lain, skema biphase memiliki beberapa keuntungan antara lain:
- Sinkronisasi: Karena terdapat trarsisi yang dapat diprediksikan sebelumnya sepanjang setiap satuan waktu bit waktu, receiver menjadi sinkron pada transisi tersebut.Untuk alasan ini, kode-kode bifase dikenal sebagai kode-kode swadetak.
- Tanpa komponen dc:Kode-kode bifase tidak memiliki komponen dc, yang manfaamya sudah dijelaskan pada bagian awal buku ini.
- Pendeteksian kesalahan: Tidak adanya transisi yang diharapkan dapat digunakan untuk mendeteksi error. Derau pada jalur tidak akan membalıkkan sınyal baik sebelum maupun sesudah transisi yang diharapkan menimbulkan error yang tak terdeteksi.
Kode-kode bifase merupakan teknik yang populer untuk transmisi data.
Kode Manchester yang lebih umum sudah ditetapkan untuk standar IEEE 802,3
untuk baseband kabel koaksial dan twisted pair CSMA/CD bus LAN.
Differential Manchester sudah ditetapkan untuk token ring IEEE 802.5 LAN,
menggunakan shielded twisted pair.
Rate Modulasi
Saat teknik-teknik pengkodean sinyal digunakan,perlu dibuat suatu
perbedaan jelas antara rate data (dinyatakan dalam bit per detik )dan ıate
modulası (dinyatakan dalam baud). Rate data, atau rate bit ,adalah 1/tg dimana tB
durasi bit. Rate modulasi adalah rate tempat elemen-elemen sinyal dimunculkan.
Untuk contoh, diambil pengkodean Manchester. Elemen sinyal berukuran
mınimum adalah sebuah pulsa satu setengah durasi dari sebuah interval bit. Untuk
sebuah string semua binary nol atau semua binari satu, aliran kontinu dari pulsa
semacam itu dibangkıtkan. Karenanya, rate modulası maksimum untuk
Manchester adalah 2/tB.
Teknik-Teknik Scrambling Meskipun teknik bifase sudah digunakan secara luas untuk aplikasi-aplikasi Lokal Area Network pada rate data yang relatıf tinggi (mencapai 10 Mbps), namun tidak terlalu dimanfaatkan untuk aplikasi-aplikasi jarak jauh. Alasan utamanya karena teknik bifase memerlukan rate data dengan pensinyalan lebih tinggi. Sehingga lebih memakan biaya untuk aplikasi jarak jauh. Pendekatan lain adalah dengan menggunakan beberapa skema scrambling. Gagasan dibalik skema ini sederhana sekali yaitu menghasilkan level voltase konstan dijalurnya dan digantikan oleh Runtunan Pengisi (yang akan menyediakan transisi yang cukup untuk detak-receiver dalam memelihara sinkronisasi). Runtunan Pengisi harus dikenal receiver dan akan digantikan dengan runtunan yang asli. Runtunan pengisi ini sama panjangnya dengan Runtunan yang asli, sehingga tidak ada peningkatan rate data.
Published By : Wahyu Hamid Fadli
Sumber : Stitrusta Sukaridhoto, ST. Ph.D. 2016. Komunikasi Data & Komputer. Politeknik Elektronika Surabaya.
Bagus. Sangat membantu 🤗
BalasHapusSangat bermanfaat
BalasHapusAllhamdulillah sangat bermanfaat
BalasHapus